Untukjalan-jalan di Beijing tanpa tour, anda perlu persiapan yang matang agar liburan anda menyenangkan. Anda harus menyiapkankan semuanya sendiri,mulai dari tiket pesawat, hotel, makanan, transportasi, dan lain sebagainya. Untuk itu simak yuk, Tips jalan-jalan ke Beijing tanpa tour berikut ini. 1. Persiapan Sebelum Berangkat Stasiunkereta di Beijing sendiri ada 4 stasiun, yaitu Beijing Railway Station, Beijing West Railway Station, Beijing South Railway Station, dan Beijing North Railway Station. Pastikan kamu akan berangkat/tiba di stasiun kereta yang mana ya, karena tempatnya beda-beda. Pengalaman Jalan-Jalan ke Korea Selatan. Agustus 11, 2017. 2 Hari 2 Nah minggu lalu dalam perjalanan New York-Jakarta dengan menumpang Air China, ada transit di Beijing selama 11 jam. Horee! Sebelumnya saya sudah googling tentang aktivitas long haul transit disini, dan Alhamdulillah ada free Visa transit untuk penumpang pesawat di seluruh bandara China selama hingga 144 jam. Sayangnya, di web resmi Pemerintah JalanJalan (Backpacking) ke Beijing - Bagian 1. Saat saya merencanakan perjalanan ini saya sedang tinggal dan bekerja di Suzhou, Povinsi Jiangsu. Perjalanan ke Beijing akan menjadi perjalanan terakhir saya di Cina, karena saya akan kembali ke Indonesia, saya tentunya tidak ingin meninggalkan Cina sebelum melihat tembok yang terkenal itu TempatWisata Yang Jadi Pilihan Saat Jalan-jalan ke Beijing . Saat jalan-jalan ke Beijing kurang lengkap bila tidak mengunjungi berbagai tempat wisata di kota tersebut. Dari yang sifatnya tradisional hingga wisata modern, semuanya sudah tersedia di kota Beijing. Temple of Heaven sendiri merupakan kuil bersejarah yang dibangun di tahun 1420. . detikTravel Community - Traveling ke China, berarti saatnya menjelajah Kota Beijing dengan segala destinasi wisatanya. Jalan-jalan dari Forbidden City hingga Houhai, tentunya jadi pengalaman yang tak 22 April 2016, penerbangan saya menuju ke Beijing dengan menggunakan AirAsia dengan transit di Kuala Lumpur. Penerbangan ke Beijing dari Jakarta ditempuh selama 8-9 di Beijing jam pagi waktu Beijing pada tanggal 23 April 2016. Seperti biasa saya menunggu di bandara hingga pagi untuk menuju kota Beijing dengan menggunakan transport umum. Jangan kuatir banyak juga penumpang yang menunggu di bandara hingga pagi, Anda bisa menunggu di terminal kedatangan Bandara Internasional terminal kedatangan masih ada beberapa toko yang masih buka seperti convenience store. Di terminal ini juga ada fasilitas air panas yang bisa Anda manfaatkan secara cuma cuma, sebaiknya sebelum berangkat membawa persedian pop mie ataupun teh dan Anda membutuhkan simcard, di bandara ketika sedang mengambil bagasi ada stand yang menjual simcard dan juga dapat membantu untuk mengkoneksikan internet, harganya tergantung seberapa bisa kuota internet yang card ini sangat membantu sekali ketika Anda traveling di China. Perlu Anda perhatikan ada beberapa website yang tidak bisa dibuka di China. Apabila Anda membutuhkan maps online, bisa menggunakan Apple menuju kota ada beberapa jenis seperti bus dan kereta subway. Untuk subway pertama kali beroperasi pada pukul pagi dan lokasinya ada di lantai B2 dari terminal kedatangan. Disarankan untuk traveling menggunakan kartu tranportasi umum public card/yikatong yang bisa dibeli di stasiun subway Beijing International Airport. Harga public card gratis tapi diharuskan membuat deposit 20 Yuan dan bisa melakukan top up dengan kelipatan 10 yang saya pilih untuk menginap pertama kali yaitu daerah di sekitar Forbiden City, yaitu Days Inn Forbiden City. Yang perlu diketahui mengenai kebijakan hotel di Beijing bahwa mereka menerapkan sistem deposit dan pembayaran yang ada telah lakukan melalui online akan dikembali ke kartu kredit Anda dan akan dipotong dari deposit dengan rate yang sesuai dengan hari jangan kaget apabila nanti rate hotel yang ada sudah reservasi akan lebih mahal, karena mereka akan mengikuti rate pada hari pertama saya adalah daerah Tiananmen Square, Forbiden City, dan Jingsan Park, dan Houhai. Beberapa tempat ini terdapat dalam satu kawasan yang bisa menghabiskan 1 hari apabila Anda mengelilinginya. Rute disarankan adalah Tiananmen Square, Forbiden City, Jingshan Park, dan kemudian istirahat di Tiananmen Square, Anda hanya akan melihat lapangan terbuka yang menjadi saksi sejarah negara China. Spot yang disarankan untuk melihat Tiananmen Square dari atas pintu utama Forbiden City dengan membayar 35 yuan. Catatan, ketika Anda naik ke pintu utama ini ada kewajiban menitipkan tas di tempat yang sudah disediakan dengan membayar 10-20 yuan tergantung besarnya Anda menikmati pemandangan Tianamen Square, lanjutkan menuju Forbiden City. Di sini Anda akan melihat kemegahan istana yang menurut saya sudah hilang kemerlapnya. Kemegahan tempat ini hanya bisa saya nikmati hanyalah luasnya istana yang masih Anda masuk ke tempat ini cobalah masuk ke dalam bagian rumah dan Anda akan menikmati bagaimana keadaan jalan kecil di kota Beijing hutong jaman saja terus menuju utara dari Forbiden City, Anda akan menemukan pintu exit, tapi coba menyebrang jalan raya dari pintu exit Forbiden City, Anda akan menemukan Jingshan Park. Jingshan Park adalah sebuah taman yang rindang untuk tempat istirahat, bila Anda naik terus ke atas, Anda akan dapat melihat Forbiden City dari ketinggian dan ini patut dicoba. Harga tiket masuk untuk ke Jingshan Park sebesar 20 Square sudah, Forbiden City sudah, dan Jingshan Park juga sudah, jangan lupa untuk ke Houhai yang berada di sebelah timur dan Forbiden City. Dari Forbiden City itu, Anda jalan-jalan saja keluar ke arah kanan terus, sekitar 2 Km Anda akan menemukan jangan kuatir, sepanjang jalan menuju Houhai ada banyak tempat penjualan makan kecil dan minuman berupa yogurt yang patut dicoba. Selain itu, Anda juga akan menemukan penjual permen gula-gula yang menjadi ciri khas dari sebenarnya sangat baik dinikmati pada malam hari karen lampu yang menyala membuat tempat ini menjadi romatis. Houhai juga baik dinikmati pada sore hari karena terasa nyaman karena di sepanjang jalan ditumbuhi pohon kapas yang rindang. Pada malam hari di hari pertama di Beijing saya menghabiskan di Wangfujing. Apabila Anda pernah dengar kalau China adalah negara yang suka meniru dan menjual barang KW, tapi tidak di Wangfujing Street. Di sini Anda akan menemukan barang-barang ber-merk dan ada yang membeli? Ada, tidak percaya silakan buktikan sendiri. Wangfujing semakin cantik pada malam hari, oleh karena itu cocok dinikmati pada malam Anda jalan terus menuju utara Wangfujing Street, maka akan menemukan gereja katedral St Joseph. Pada malam hari di gereja ini, Anda akan melihat orang khususnya orang tua yang menari untuk melepas penat dari pertama yang penat, pada hari kedua berencana ke The Great Wall dan Ming Tombs di Beijing. Silakan dicoba, dan selamat traveling menjelajah Beijing! detikTravel Community - Jalan-jalan di China tanpa guide dan sinyal Wifi ternyata bisa juga kok. Sistem transportasinya sudah bagus dan mudah kalau mau memilih untuk pergi ke sebuah negara di Asia Timur, pada umumnya orang lebih memilih Jepang atau Korea. Namun keinginan ibu saya untuk melihat negeri tirai bambu ini, membuat saya mengesampingkan terlebih dahulu kedua negara tersebut dan memutuskan untuk pergi ke pergi ke tiga kota di China yaitu Beijing, sebagai ibukota, kemudian Xian dan Chengdu. Banyak hal menarik yang didapat dalam perjalanan ini. Sama sekali tidak mudah melakukan perjalanan tanpa guide dan tanpa keterampilan berbahasa lagi, kita tidak bisa mengakses google untuk mencari info ataupun media sosial seperti Instagram. Namun, hal itulah yang membuat perjalanan ini menjadi seru dan kami tiba di Bandara Internasional Beijing, waktu sudah menunjukkan dini hari. Keluar dari bandara, kami disambut dengan keribetan memilih taksi. Saking banyaknya taksi yang mengantri namun semrawut dan macet, calon penumpang pada akhirnya bebas naik taksi yang taksi biasa, ternyata di sini ada juga taksi-taksi yang tidak resmi menawarkan jasanya. Tentu saja kami akhirnya memilih taksi resmi yang paling dekat dengan posisi kami dan langsung memperlihatkan bookingan hotel tempat kami menginap yang ada tulisan Chinanya untuk mempermudah sang berbicara sendiri dalam bahasa Mandarin dengan cepat, sepertinya bertanya kepada kami dimana letak hotelnya, yang tentu saja tidak bisa kami jawab. Selama perjalanan pun sang bapak masih ribut berbicara sendiri, yang membuat kami was-was apakah bisa sampai di hotel atau hebatnya taksi di China, semuanya memakai GPS, dan betapa leganya akhirnya kami sampai di depan hotel kami. Padahal hotel kami bukan hotel di pinggir jalan besar, harus masuk agak dalam. Saat turun taksi, kita akan diberikan struk tanda terima sesuai dengan tarif taksi. Dan tentu saja tidak perlu memberi Beijing kami mengunjungi objek- objek wisata seperti Temple of Heaven, Summer Palace, Tiananmen Square, Forbidden City, dan tentu saja Tembok Besar China. Berwisata ke China memang memerlukan energi yang cukup karena harus banyak berjalan. Lihat saja Forbidden City yang luasnya 720,000 meter persegi, dengan ruangan lebih dari 8000 dan bangunannya ada 800. Bagaimana tidak gempor jangan salah, luas Forbidden City ternyata masih kalah dibandingkan luas kawasan Temple of Heaven. Begitu juga Tembok Besar China dimana kita harus berjalan naik jalan yang punya sistem transportasi yang sudah begitu baik, canggih dan mudah. Harganya pun tidak mahal, bis kota hanya sekitar 2 yuan. Tapi karena kami bepergian 4 orang, naik taksi lebih efisien. Harganya pun tidak mahal. Dan di jalan, sering sekali kami melihat bis listrik, orang bilang, di China itu jorok-jorok. Di jalanan bisa gampang dilihat orang meludah dan kotor. Tapi terus terang, selama perjalanan di tiga kota ini saya tidak pernah melihat ludah di jalanan dan kotanya termasuk sangat bersih. Seperti yang saat berada di Tiananmen Square, tidak ada sampah yang saya temukan. Apalagi di sana ada beberapa petugas kebersihan yang selalu siap sedia membersihkan sebenarnya memang tidak banyak juga yang buang sampah sembarangan sih. Mungkin yang masih menjadi masalah adalah bau kurang sedap di toilet meskipun toiletnya bagus yang memang juga saya satu yang menjadi kendala di China adalah tidak banyak loket di lokasi objek wisata yang memberikan informasi dalam bahasa Inggris. Jadi seringnya saya menerka-nerka harga tiket hanya dengan melihat angka yang tertera di orang-orang di China helpful? Menurut pengalaman saya, kebanyakan orang yang sering menghindar jika ditanya karena memang sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris, walaupun ada juga yang mencoba memberikan informasi atau arah dengan menggunakan bahasa tubuhnya. Saya sempat bertanya kepada seorang yang bisa berbahasa Inggris sedikit, beliau dengan sabar berusaha untuk menjawab dan membantu Beijing, tujuan kami adalah kota Xian, yang ternyata merupakan sebuah kota yang juga tak kalah modern. Tentu saja tujuan utama kami adalah Terracota warrior yang merupakan salah satu warisan dunia. Saya terkagum-kagum melihat ribuan patung yang ada di tidak punya wifi, kalau kita terpisah jadi susah menghubungi masing-masing orang. Di sini saya sempat terpisah dengan orangtua saya. Tapi untunglah akhirnya kami bisa bertemu walaupun sempat memakan juga menjadi salah satu masalah selama di China. Walaupun bisa menemukan makanan halal, tapi rasanya kurang sesuai dengan lidah kami. Di Xian, betapa senangnya ketika kami menemukan Muslim quarter sehingga bisa memlih berbagai makanan besar bisa kami makan karena cita rasanya masih lumayan, meskipun tidak bisa dibandingkan dengan makanan Indonesia ya. Saya sempat mencoba semacam baso dan juga mie kuah. Rasanya, masih ok lah. Goreng-gorengan seafood dan sate kambing yang berukuran jumbo pun bisa kami makan. Disini juga terdapat toko oleh-oleh yang suka kota Xian, karena udaranya yang lebih segar dan kotanya yang bertipe kota budaya. Berkeliling Xian City Wall dengan sepeda, melihat cantiknya Bell Tower dan Drum Tower terutama di malam hari, merupakan beberapa hal favorit saya di China, kami juga mencoba transportasi kereta untuk perjalanan antar kota. Dari Xian menuju Chengdu, kami memilih naik kereta malam yaitu sleeper train. Keretanya cukup nyaman, kami memilih kompartemen untuk 4 orang. Indikator kenyamanan buat saya, bisa tidur nyenyak dan terakhir, Chengdu saya pilih karena adanya pusat observasi panda di kota ini. Dan sangat bahagia kami bisa melihat panda-panda termasuk bayinya di tempat saya sangka, Chengdu pun ternyata kota yang sangat metropolitan. Di kota ini pulalah kami menemukan restoran China yang rasanya pas di lidah selama kurang dari seminggu di negeri ini memiliki 3 hal yang spesial bagi saya. Pertama, kami tidak membawa wifi dan tidak bepergian dengan tour sehingga selama perjalanan kami hanya mengandalkan peta dan bertanya dengan orang-orang di jalan meskipun kami tak bisa berbahasa bisa membuktikan bahwa tidak selalu yang dibicarakan oleh orang banyak adalah benar. Diantaranya masalah kebersihan di merupakan suatu kebahagiaan bisa membahagiakan orang tua untuk bisa sampai di tempat impiannya. Senang sekali ketika mama berkata "Mama senang banget deh ke sini".Berbekal pengalaman tersebut, saya ingin sekali berkunjung ke kota yang digadang-gadang sebagai kota masa depan, Dubai. Mengapa? Karena selain ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri yang namanya Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia saat ini, mal terbesar dan juga air mancur terbesar di dunia, menikmati gurunnya, saya juga ingin sekali melihat hal-hal menarik yang bisa diambil selain objek-objek wisata itu sendiri. Karena saya percaya, berwisata tidak hanya sekedar mengunjungi dan berfoto di tempat wisata tapi juga melihat lebih dalam dari tempat tersebut. Jalan-jalan ke Beijing tentu jadi agenda liburan menyenangkan. Kebudayaan dan kepercayaan masyarakatnya begitu kental, memberikan sensasi tak terlupakan. Iklim yang juga berbeda dari Indonesia menjadi pelengkap suasana liburan. Beijing merupakan salah satu kota besar dan populer. Sering disebut dan menjadi latar pembuatan film Asia. Hal ini tentu mengundang rasa penasaran khususnya bagi para traveler untuk mengeksplornya. 10 Destinasi Wajib saat Jalan-jalan ke Beijing Menyusun itinerary sebelum liburan sangat penting supaya waktu lebih efisien. Masih pemula sebagai traveler? Anda tidak perlu khawatir, di bawah ini adalah 10 tempat paling populer dan direkomendasikan untuk semua level traveler. 1. Taman Beihai atau Beihai Park Jalan-jalan ke Beijing, pertama yang perlu Anda kunjungi adalah Taman Beihai. Taman ini memiliki pemandangan sangat indah. Pada musim tertentu, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam taman dan area sekitarnya berselimut kabut, membuat suasana kian mempesona. Pembangunan Taman Beihai ini dilakukan pada masa pemerintahan Dinasti Yuan. Luas areanya mencapai 70 hektar. Terdapat danau mengelilingi Taman dengan sebuah pulau di tengahnya. Di pulau tersebut berdiri megah sebuah pagoda. Dibangun oleh kaisar dengan maksud untuk menghormati para leluhur. Paket komplit jika Anda bekunjung kesini, bisa mendapatkan spot foto ikonik khas negeri tirai bambu. 2. Stadion Nasional Bird Nest Stadion paling megah dan menjadi kebangsaan nasional ini disebut juga dengan Bird Nest. Nama Bird Nest disematkan karena bentuk tiang-tiang penyangga stadion menyerupai sarang burung. Bird Nest menjadi salah satu landmark yang wajib dikunjungi saat Anda jalan-jalan ke Beijing. Karena keunikannya tersebut, Bird Nest sebagai Stadion nasional dinobatkan sebagai salah satu dari 10 bangunan paling unik di dunia. Tiang penyangga yang menyerupai sarang burung bukan hanya berfungsi untuk menonjolkan sisi estetika. Tetapi juga menunjang faktor keamanan karena dirancang mampu menahan gempa bumi berskala 8 skala Richter. 3. Taman Jingshan Taman Jingshan juga menjadi tempat wajib dikunjungi saat Anda jalan-jalan ke Beijing. Salah satu keunikannya adalah terdapatnya 5 buah paviliun persembahyangan tersebar di puncak bukit sekeliling Taman Jingshan. Dahulu kala pavilion tersebut merupakan lokasi beribadah para Kaisar. Area taman dipenuh dengan berbagai tanaman bunga serta buah-buahan. Tanaman buah ini dimaksudkan sebagai persembahan kaisar kepada permaisuri. Taman Jingshan dibangun pada masa Dinasti Jin, mempunyai luas sekitar 58 hektar. Anda pasti akan merasa nyaman ketika liburan kemarin, sebab udaranya sangat sejuk, terutama selama bulan Mei. 4. Istana Musim Panas Summer Palace Istana Musim Panas diakui sebagai situs warisan dunia yang harus dilindungi UNESCO. Maka wajib masuk daftar tujuan jalan-jalan ke Beijing Anda. Areanya dipenuhi bukit-bukit hijau, luasnya mencapai 300 hektar, dikelilingi danau yang memiliki pulau kecil di tengahnya. Menurut cerita masyarakat setempat pulau tersebut merupakan tempat dewa naga bersemayam yang melindungi warga berada. Pada tahun 1750 tempat ini digunakan sebagai kediaman keluarga kerajaan pada masa-masa akhir pemerintahan Dinasti Qing. Jika anda berkunjung ke tempat Istana Musim Panas jangan heran jika ada lebih dari 3000 barang peninggalan sejarah yang dibuat langsung oleh tangan manusia. Selain indah pemandangannya, Istana Musim Panas juga menjadi wisata sejarah penuh filosofi. 5. Tembok Besar China The Great Wall atau Tembok Besar Cina sudah tentu wajib masuk daftar pertama rencana jalan-jalan ke Beijing. Bangunan dengan panjang kira-kira km tersebut masuk dalam salah satu keajaiban dunia. Tembok Besar Cina membentang luas dari timur sampai barat wilayah Cina. Dahulu kala berfungsi sebagai benteng pertahanan pasukan Cina dari serangan musuh. Salah satu ujung tembok besar Cina langsung mengarah ke Laut Bohai. Ini menjadi salah satu poin menarik disini. 6. Taman Tiantan Taman Tiantan terletak di Distrik Chongwen populer sebagai The Temple of Heaven. Nama tersebut disematkan karena Taman Tiantan adalah tempat sembahyang atau pemujaan dewa dewi yang ada di langit. Desain bangunan sangat unik dan cantik, setiap sudutnya presisi, penuh warna kebudayaan serta kepercayaan masyarakat setempat. Bangunan taman dibatasi tembok panjang, dimana bagian utara menyimbolkan surga sementara bagian selatan menyimbolkan bumi ini. Taman ini sering menggelar berbagai atraksi khas Negeri Tirai bambu setiap tahunnya. Jadi jika ingin menyaksikan atau mengenal seni kebudayaan terutama tari-tarian dan opera bisa datang kesini saat jalan-jalan ke Beijing. 7. Danau Shichahai Danau Shichahai merupakan danau buatan dengan luas kurang lebih 147 hektar. Salah satu daya tariknya adalah pemandangan sunrise maupun sunset yang tampak jelas. Menghadirkan suasana romantis menjelang malam hari. Danau Shichahai cukup fenomenal, udara sekitarnya sejuk, banyak terdapat penjual aneka souvenir. Anda bisa mendapatkan berbagai cinderamata untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Tidak sedikit juga pengunjung yang menyempatkan diri memancing layaknya warga lokal. 8. Istana Terlarang Istana Terlarang disebut juga the Forbidden City. Merupakan peninggalan Dinasti Ming dan Qing, dua dinasti paling besar yang ada di Cina. Luasnya kurang lebih 70 hektar dengan jumlah ruangan di dalamnya mencapai 9900 yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sekitar lokasi Istana Terlarang dapat Anda temukan taman dan sungai. Hawa sejuk dan pemandangan mempesona membuat betah berada lebih lama di dalamnya. Anda bisa menikmati setiap sudut penuh nilai seni sekaligus sejarah. Tiang-tiang penyangga istana ini terbuat dari kayu tua dan mengeluarkan bau wangi. Ini juga jadi daya tarik wisatawan. Istana ini bahkan jadi salah satu judul film kolosal, maka wajib masuk list kunjungan saat Anda jalan-jalan ke Beijing. 9. Gedung Teater Nasional Gedung Teater Nasional atau National Grand Theatre menjadi salah satu ikon Beijing yang populer karena keunikan bentuk bangunannya. Berbentuk setengah telur dikelilingi oleh danau buatan. Air danau memantulkan bayangan gedung, membuat bangunan seolah mengambang. Di dalam National Grand Theatre ini, anda dapat menyaksikan berbagai macam pertunjukkan mulai dari drama, ballet, pertunjukkan tari, maupun opera. Saat tidak digelar pertunjukkan apapun, anda masih dapat menikmati pameran karya seni memanjakan mata serta kemegahan arsitekturnya. Pastinya National Grand Theatre jadi latar belakang foto menarik dan kaya gaya arsitektur unik. 10. Taman Xiangshan Taman ini juga perlu masuk daftar kunjungan saat jalan-jalan ke Beijing. Menjadi salah satu dari 10 taman paling besar di Cina. Berada di sebelah barat kota Beijing, kira-kira 20 km. Taman Xiangshan berada setinggi 500 meter, mempunyai pemandangan alam mempesona, banyak pepohonan dan perbukitan. Seperti tema pertamanan Cina pada umumnya, terdapat paviliun yang ikonik. Sebagian besar areanya penuh tanaman bunga dan pepohonan. Semua musim menjadi waktu ideal berkunjung. Selama musim semi, pengunjung dapat menikmati pemandangan hamparan alam penuh bunga. Saat musim dingin tiba, pepohonan tertutup salju jadi salah satu fenomena menakjubkan sekaligus cocok untuk latar belakang selfie. Beijing menjadi salah satu kota tujuan wisata yang ramai oleh wisatawan dari berbagai belahan dunia. Seakan tidak ada habisnya mengeksplor setiap sudut kota ini karena selalu menghadirkan cerita tersendiri. Jangan heran jika Anda menemukan tempat dan cerita baru saat jalan-jalan ke Beijing. detikTravel Community - Beberapa traveler menikmati libur panjangnya dengan melakukan solo traveling, misalnya ke Beijing, China. Selain lebih bisa mengatur waktu sendiri, terkadang mereka justru menemukan teman baru di tanggal 5-10 Maret 2013, saya melakukan solo traveling ke Beijing. Perjalanan hingga mencapai Beijing didahului dengan transit di Bandara Kuala penerbangan Surabaya-Kuala Lumpur ditempuh selama 2,5 jam, ditambah transit selama 3 jam. Lalu saya harus berganti ke pesawat Airbus, yang lebih besar dengan lama perjalanan selama 6 saya akan tiba di Beijing pukul waktu setempat. Sebelum pesawat mendarat, pilot mengatakan bahwa suhu di beijing saat ini 3 derajat. Wow! Seperti suhu biasa sebelum keluar bandara, ada pemeriksaan imigrasi dan saya bertemu dengan 2 orang Indonesia, yang juga mengantre pemeriksaan imigrasi di belakang saya. Syukurlah setidaknya saya punya teman mengobrol sambil menunggu dan bermalam di bandara hingga pukul waktu ini kereta penghubung bandara ke kota baru beroperasi pukul Setelah sampai di kota, kami bertiga langsung mencari penginapan, memasuki hutong atau jalanan kecil di meletakkan barang bawaan, kami bertiga mulai menjelajahi Beijing. Sebelumnya kami sarapan terlebih dahulu dulu di Wangfujing Street. Untungnya, mereka berdua bisa bahasa mandarin, sehingga mereka memilihkan saya makanan makan kami beranjak menuju Tiananmen Square dan Istana Terlarang/Forbiden City, dengan tiket seharga 60 Yuan Rp Istana ini sangat besar. Menurut peta, panjang istana mulai dari pintu gerbang depan ke belakang adalah 3 km, belum termasuk panjang kiri dan kanan katanya ini adalah istana terbesar di dunia. Setelah keluar istana, kami masih memiliki waktu, lalu melanjutkan perjalanan menuju White Pagoda di Behai Park, sekitar 2 km jalan kaki dari pintu keluar istana. Harga tiket White Pagoda sebesar 15 Yuan Rp ini dikelilingi danau yang luas. Sayangnya, karena masih di awal musim semi, danau ini masih membeku dan lagit pun masih berawan kelabu. Ketika itu, seharian matahari tidak muncul. Lalu kami mampir ke Tiananmen Square untuk melihat upacara penurunan ke 2 di Beijing, kami sepakat untuk ikut one day tour ke Great Wall seharga 110 Yuan Rp Lokasi penginapan saya dan kedua teman saya berjauhan, sehingga pada pukul waktu setempat saya keluar hostel, Forbiden City Hostel di Naheyan Street menuju penginapan mereka dengan berjalan kaki selama 40 berjalan di tengah suhu dingin 3 derajat. Sebenarnya saya bisa naik subway, namun karena harus berpindah-pindah, saya memutuskan untuk berjalan kaki. Pukul kami sudah bersiap di depan penginapan teman saya. Kami dijemput mobil untuk menuju kelompok lain yang menunggu kami dengan dari Beijing menuju Great Wall ditempuh selama 2 jam. Sekitar 30 wisatawan ikut dan semua orang lokal, plus guide lokal hanya berbicara bahasa China. Meski sepanjang tur guide berbicara panjang lebar, tapi perjalanan tidak ini karena sepanjang jalan saya bisa menikmati suasana Kota di luar Beijing, Sampailah saya pada pemandangan bukit tandus. Sejauh mata memandang hanya terlihat tanaman tanpa daun. Ini karena cuaca pasca musim salju. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana suhu ketika musim salju. Brrr...Akhirnya sampailah kami di kaki Great Wall. Kami harus berjalan menanjak kalau ingin naik, padahal kami bertiga belum sarapan dan sekarang telah pukul Kami hanya membawa bekal rasa lapar hilang setelah kami menginjakkan kaki di Great Wall. Wow! Keren sekali pemandangannya, dihiasi langit biru cerah dan dan sinar hangat matahari. Suasana ini sepertinya membuat deretan tembok Great Wall terlihat katanya, deretan tembok yang memanjang seperti ular ini bisa dilihat dari Bulan. Saya percaya tidak percaya, ya. Saya berpikir mungkinkah tembok dengan lebar 8 meter bisa dilihat dari Bulan?Yang membuat saya terkesan, Great Wall menjadi salah satu keajaiban dunia. Alhamdulillah, akhirnya keinginan saya kesampaian juga mengunjungi Tembok China. Tian An Men Square Beijing dan Shanghai, kedua kota ini mewakili kejayaan China dari masa lalu hingga masa kini. Dan lagi, bagi yang ingin ke China tapi takut dengan isu joroknya, berkunjung ke kedua kota ini jadi pilihan paling “aman”, karena termasuk kota paling maju di China. Silakan contek itinerary berikut ini bagi Anda yang berencana ngetrip ke Beijing dan Shanghai sekaligus. HARI 1 JAKARTA-BEIJING Cukup banyak maskapai yang melayani rute Jakarta-Beijing dengan minimal 1X. Pilihan jam keberangkatannya juga banyak, ada yang tiba di hari yang sama, ada yang esok harinya. HARI 2 EKSPLOR BEIJING - Menginap di dekat Tian An Men Square, subuh bangun supaya bisa lihat Upacara Penaikan Bendera di Tian An Men Square. Upacara ini 2X sehari; pagi saat matahari terbit, dan sore saat matahari terbenam penurunan bendera. Sekalian mampir ke National Museum of China yang berisi sejarah bangsa China, serta Memorial Hall of Chairman Mao Mausoleum Mao Zedong, tempat jasad Mao Zedong yang diawetkan disimpan. Semuanya berada di dekat Tian An Men. - Habis makan siang, saatnya ke Kota Terlarang/Forbidden City. Cukup jalan kaki karena masih satu lokasi dengan Tian An Men. Kompleks bangunan kayu terbesar di dunia ini amazing abis! Setiap bangunan dibuat dengan detil dan bermakna. Forbidden City - Menuju Wangfujing Snack Street. Di sini bisa makan malam sekalian nyobain jajanan unik seperti sate kalajengking, sate kuda laut, dan banyak lagi. Aneka jajanan unik - Kalau kaki masih kuat, lanjutin jalan dan belanja di Wangfujing Pedestrian Street, sekalian cari paket tur lokal untuk lusanya ke Great Wall. HARI 3 EKSPLOR BEIJING - Naik subway ke Temple of Heaven StasiunTiantandongmen. Kompleks ini dulunya tempat kaisar berdoa kepada langit, memohon berkah bagi negeri China. Di kompleks yang lebih luas dari Kota Terlarang ini banyak arsitektur unik yang terkesan “ajaib” bagi orang awam. Temple of Heaven - Makan siang, dan setelahnya naik subway ke Summer Palace Stasiun Beigongmen. Kisah paling terkenal dari istana ini adalah tentang Ibu Suri Ci Xi yang memakai dana militer untuk merenovasi istana ini sehingga China kalah perang dengan Jepang. Summer Palace - Sore nonton Acrobatic Show. Salah satu yang terkenal Chaoyang Acrobatic Show. Ke sini naik subway, turun di Stasiun Hujialou. Siap-siap ter-“wow-wow” nonton yang beginian! - Malam ini nyobain Peking Duck yang tersohor di Quanjude Restaurant. Ada beberapa cabang, salah satunya di Wangfujing Street. Ke Wangfujing bisa naik subway turun di Stasiun Wangfujing. Dari sini balik hotel jalan kaki. HARI 4 BEIJING TUR GREAT WALL + MING TOMBS - Ikut paket tur ke Great Wall. Ambil paket ke Badaling Great Wall plus ke Ming Tombs, termasuk makan siang harganya. Jam 7 pagi sudah harus siap di lobi hotel untuk dijemput tur. - Satu jam perjalanan ke Ming Tombs, makam Kaisar Yongle kaisar pertama China dan Permaisuri Xu yang merupakan makam utama dan terbesar. Lanjut diajak ke Jade Factory. Kalau ikut tur pasti diajak ke tempat belanja milik pemerintah seperti ini. Jualannya agak-agak maksa. Kalau memang niat beli giok, di sini terjamin keasliannya. Tapi kalo nggak niat, tolak aja baik-baik! Ming Tombs - Makan siang dulu, baru ke Badaling Great Wall. Ini salah satu pintu masuk Tembok China yang terdekat dari Beijing. Meskipun sudah touristy, tapi masih enak untuk dikunjungi asal bukan saat wiken atau musim libur. Pemandangan di sini keren. Yang masih kuat bisa naik tangga ke atas temboknya. Kalau yang nggak kuat tapi pengen naik, bisa pakai gondola, atau naik pulley -semacam kereta-keretaan mirip roller coaster. Great Wall - Dari Badaling diajak mampir ke Bird Nest Olympic Stadium dan Water Cube untuk foto-foto dari luar. Sebelum diantar pulang, diajak belanja lagi ke Silk Shop. Bird Nest Olympic Stadium - Sampai hotel sekitar jam 6. Bisa langsung cabut sendiri naik subway ke Xiushui Street alias Silk Market Stasiun Yonganli, yang komplit-plit buat belanja. Yang mau beli giok dan sutra murah bisa cari di sini. Jangan lupa harus berani nawar dan jangan takut dibentak sama penjual. Makan malam bisa sekalian di sini. Di lantai paling atas ada foodcourt. HARI 5 BEIJING-SHANGHAI - Ke Beijing Railway Station naik subway untuk naik bullet train ke Shanghai. Ada banyak pilihan jam keberangkatan. Lama perjalanan 5-6 jam. Kalau bisa naik kereta yang jam 8, supaya sampai Shanghai nggak terlalu siang. - Jam 1 siang sampai di Shanghai Hongqiao Station, langsung naik subway ke hotel di area Nanjing East Road Stasiun East Nanjing Road. - Habis check in, cari makan dulu di Nanjing Road. - Jalan kaki ke The Bund, kawasan yang penuh deretan bangunan kolonial yang jadi lambang kejayaan Shanghai sebagai pusat keuangan Asia Timur. Puas-puasin foto di sini, secara pemandangannya ciamik banget! Apalagi menjelang malam, pas lampu-lampu mulai nyala. Huangpu River & The Bund - Lanjut naik ferry untuk menyeberangi Huangpu River ke daerah Pudong. Turun dari ferry, jalan kaki sedikit, sampai ke Oriental Pearl TV Tower. Foto wajib dari bawah tower. Bagi pecinta ketinggian, bisa naik ke Upper Sphere. Oriental Pearl TV Tower - Dari bawah tower, cobain naik Maglev, semacam kereta kapsul bawah tanah berkecepatan tinggi menyeberang ke The Bund dengan waktu hanya 3 menit! Hampir seluruh body kereta dari kaca. - Dari The Bund naik subway ke Xin Tian Di Stasiun Xintiandi, kompleks bangunan bergaya shikumen pertemuan arsitektur Barat dan China yang dirombak jadi tempat nongkrong yang trend di Shanghai. Terbagi jadi dua area; selatan dan utara. Di area selatan banyak pusat perbelanjaan termasuk foodcourt di mana kita bisa makan malam. Di utara banyak kafe, butik, dan restoran fine dining. HARI 6 EKSPLOR SHANGHAI - Check out dan titip bagasi di hotel, langsung ke Yu Yuan Garden Stasiun Yuyuan Garden sebelum ramai sama rombongan turis. Nikmatin taman ini saat sepi itu sesuatu banget. Di sini ada batu giok unik yang konon jadi “harta karun utama” taman ini. Yu Yuan Garden - Keluar dari taman, lanjut makan siang di Yu Yuan Market. Pusat belanja ini menempati bangunan-bangunan China kuno. Barang-barang di sini juga murah dan menarik. Kalau mencari suvenir bisa di sini. - Kembali ke Nanjing Road, saatnya muasin hasrat belanja! Jalanan sepanjang 6 km ini sudah jadi shopping paradise sejak 1840-an. Bahkan diklaim sebagai The First Commercial Street in China! Saat ini sudah ada Pedestrian Street sepanjang 1 km, jadi makin nyaman buat jalan-jalan. - Jam 9 malam saatnya balik jalan kaki ke hotel ambil bagasi, packing belanjaan, dan berangkat ke bandara naik subway untuk penebangan balik ke Jakarta. HARI 7 SHANGHAI-JAKARTA TRANSPORTASI Subway Paling efektif karena menghindari macet. Objek-objek wisata terkenal juga bisa dicapai dengan subway baik di Beijing maupun Shanghai. Taksi Jika terpaksa naik taksi, pastikan taksi resmi. Meskipun hampir semua supir taksi di kedua kota ini bisa sedikit Bahasa Inggris, tapi lebih baik siapkan nama tujuan dalam tulisan China. Baca juga “Berlibur Ala Ibu Suri Sampai Belanja Kalap di Wangfujing” dan “Panduan Cerdas Eksplor Shanghai” Biasanya, kalau kita baru menemukan trailer film keren yang sedang ditayangkan atau dapat selebaran promosi diskon di restoran enak, pasti yang pertama kali dilakukan adalah nyari teman untuk pergi barengan. Ada perasaan janggal aja kalau harus melakukan aktivitas-aktivitas ini sendirian, takut garing sendiri. Padahal, kalau dipikir-pikir, ketakutan untuk bersenang-senang sendiri ini sebetulnya nggak logis Ini 2018 cuy! Waktunya kita mulai self-care. Eeeaa
 Alasan ini juga yang membuat tak sedikit orang otomatis menggelengkan kepala kala memikirkan konsep solo travelling’, alias jalan-jalan ke tempat asing sendirian. Makan sendiri aja bete, apalagi melancong sendirian! Hiiiiy..Bukannya seharusnya solo travelling justru bisa lebih seru daripada bepergian dengan teman-teman yang terkadang suka membuat gemas karena tingkah-tingkah rewel mereka saat jalan jalan? Atau justru makin garing?Untuk mencari tahu apa asyiknya solo travelling, kami berkolaborasi dengan -situs jalan-jalan baru yang membantu pelancong mencari akomodasi semurah mungkin- mewawancara tiga orang yang ketagihan berpergian sendiri. Simak obrolan kami dengan mereka di bawah iniFamega Syavira PutriPerempuan yang akrab dipanggil Fame ini adalah penulis Kelana, buku 264 halaman yang merangkum pengalaman Fame menyusuri jalan darat dari Sumatra hingga Afrika. Ia menyambangi 18 negara, 44 kota, dan berjalan sepanjang kilometer seorang diri selama kurang dari lima bulan. Ketika berkelana, Fame adalah orang yang terbuka pada spontanitas dan kurang suka jika semua terlalu terencana. Simak obrolan kami dengan Fame untuk mengetahui lebih jauh apa sih yang mendorongnya untuk melancong ke mana-mana seorang diri?VICE Jalan-jalan dulu baru kepikiran bikin buku, atau memang dari sebelum perjalanan sudah tahu akan bikin buku? Famega Aku memang lebih pengen jalan-jalan dulu dan waktu itu pun memang belum tahu bahwa aku akan sampai ke Afrika pada akhirnya. Jadi pokoknya aku mau jalan darat, tujuan pertamanya sih ke Rusia, mungkin juga sampai negara Eropa lainnya. Jadi awalnya belum kepikiran untuk bikin mula suka melakukan perjalanan? Jadi Kelana itu perjalanan darat yang benar-benar jalan darat. Sebelumnya aku kalau bepergian ya naik pesawat, mungkin sebulan atau dua bulan. Aku suka jalan-jalan karena memang aku suka baca dan aku juga wartawan, jadi aku ingin mengalami pengalaman langsung dari apa yang aku baca perjalanan darat sih? Selama ini kan waktu jalan-jalan itu aku selalu menuju suatu tempat naik pesawat, pas eksplor di sana baru jalan darat. Pas menyusuri jalan darat itu aku suka banget ketemu dengan orang, misalnya pas aku hitchhiking numpang mobil orang ke mana-mana. Selama melalui perjalanan itu aku merasa bahwa highlight perjalanan itu adalah orang-orang yang aku temui. Perjalanan darat itu memaksa aku ketemu orang lebih banyak dibanding kalau aku naik pesawat. Waktu itu juga aku lagi punya banyak waktu luang, jadi aku rasa jalan pelan-pelan itu menyenangkan, totalnya menghabiskan 4,5 tahun ini ada rencana solo travelling? Ada, inginnya ke Banda Neira. Agustus kemarin sebenarnya udah sempat sampai di Ambon, mau lanjut ke Banda tapi lagi enggak ada pesawatnya. Banyak tempat menarik di sekitar Ambon, kayak Seram atau Buru. Gue ingin ke Banda juga karena baca biografinya Hatta. Emang sudah lama ada rencana ke sana tapi selama ini belum ada yang menggerakkan. Nah pengalaman ke Ambon kemarin itulah yang menggerakkan. Kalau ke sana sih inginnya sampai dua minggu, atau minimal seminggu lebih Banda Neira nanti juga sendiri? Berangkatnya sendiri, tapi di sana nanti bakal ketemu teman-teman. Soalnya waktu kemarin ke Ambon, kenalan dengan teman-teman di sana yang bisa diajak main. Bisa juga diajak ke Banda. Mereka sudah sering ke Banda, kadang-kadang mereka juga buka paket wisata. Jadi paling nanti di sana main sama mereka, mereka juga punya banyak teman di mau jalan-jalan sendiri kamu bisa mendadak pergi gitu enggak? Siasatin budgetnya gimana untuk jalan-jalan yang dadakan begitu? Kalau untuk menyiasati budget, jalan-jalan di Indonesia sebenarnya enggak ada yang mahal. Penginapan seratus ribu pasti ada. Uang yang dihabiskan di hari-hari pas kita wisata itu sebenarnya sama saja dengan biaya sehari-hari di Jakarta. Yang mahal itu cuma tiketnya Kusuma“Solo travelling itu bebas drama!” kata Iyos ketika ditanya apa sih yang membuatnya suka jalan-jalan seorang diri. Ia mengaku enggak punya alasan muluk-muluk semacam mencari jati diri, mengenal diri lebih dalam, atau semacamnya. Mantan wartawan Kompas TV yang kini bekerja di agency ini memilih jalan sendiri ke mana-mana karena tak ada momen-momen kesal nungguin partner kita beres mandi atau teman kita mau sebats dulu. Ia menulis pengalamannya di Simak obrolan kami dengan Iyos berikut ini Pertama kali solo travelling, motivasinya apa sih? Kuliah semester tujuh, ke Jogja. Waktu itu gue stress, habis ngurus acara di kampus. Pas selesai, gue langsung mikir udah, gue mau liburan sendirian. Nggak mau ketemu orang.’ Kebetulan karena yang dikunjungi itu Jogja, nggak begitu takut karena udah familiar banget. Lebih suka mana, solo travelling atau jalan-jalan segerombolan? Sebenernya nggak ada satu yang pasti gitu, sih. Tapi kayaknya semakin ke sini semakin cenderung suka jalan jalan sendirian. Ada kemewahan tersendiri karena kita bisa mengatur kapan kita mau berkomunikasi dengan orang lain. Gue sehari-hari kerja, komunikasi dengan orang sepuluh sampai dua belas jam koordinasi ini itu kayaknya udah cukup, hahaha. Butuh waktu sendirian dan membatasi sih yang lo dapetin dari solo travelling? Haha, berat euy pertanyaannya. Mungkin, semacam melatih kebiasaan diri untuk independen dalam mengambil keputusan dan pilihan. Ini karena semua persiapan diurus sendiri dan dinikmati sendiri. Kalau ada apa-apa, ditanggung sendiri. Gue juga nemu banyak spot-spot yang nggak terlalu ramai dan turistik, tapi indah. Contoh tempat yang underrated kayak gitu menurut gue Taman Nasional Tanjung Puting di Kalteng. Menurut gue, ini bisa jadi solusi ketika kita bosan liburan ke gunung, pantai, atau kota-kota lain, karena ini ada hutan dan sungai-nya. Kita makan, mandi, dan tidur diatas perahu kecil. Enggak sepopuler Labuan Cermin atau Derawan di Kalimantan, tapi sebenernya layak banget buat dicoba!Kalau akhir tahun ini ada rencana jalan-jalan? rencannya mau ke mana? Ada sih rencana, tapi belum memutuskan. Setelah natalan nanti baru mutusin, maunya random aja, diputusin kalau sudah mau pergi. Kemungkinan besar sih naik gunung lagi. Atau jalan-jalan ke kota kecil yang bukan kota turis. Dulu juga pernah kayak gitu, random jalan-jalan ke Blitar. Kotanya enak dan sepi. Tahun ini mungkin mau coba ke Cirebon. Kan kotanya enggak begitu kota turis tuh, enggak kayak Jogja atau Bandung. Kalau naik gunung kepikirannya ke Argopuro, karena itu kan treknya panjang, mumpung liburnya panjang jadi sayang kalau enggak percaya enggak sih kalo solo travelling itu bisa spontan pergi aja gitu? Bisa. Tapi tetap aja butuh riset yang detail. Mendadak ataupun enggak mendadak harus tetap riset. Ya risetnya juga enggak perlu lama-lama banget sih. Googling seharian juga sudah cukup Cukup tuh googling aja. Kalau wisata ke kota-kota kecil bukannya agak susah informasinya ya, biasanya di google juga enggak ada? Iya memang google enggak begitu lengkap. Biasanya sih lihat-lihat blog orang yang sudah pernah ke sana, terus kita nanya lagi dari strategi lo biar uang yang kita keluarin saat bepergian sendiri itu sesuai dengan perencanaan pas bikin budgeting? Riset sedetail-detailnya. Kita harus tahu kalau mau ke mana-mana itu naik apa, harus tahu sampai harga dan jam-jam keberangkatannya. Biasanya yang bikin bengkak itu misalnya kita sudah sampai di suatu lokasi, enggak tahunya si angkot atau bus yang kita cari sudah enggak ada, jadi harus cari yang lain yang lebih mahal. Atau harus tambah menginap NatashaAwal-awal melakukan perjalanan seorang diri, Nadya Natasha alias Nanas mengaku takut. Tapi ia punya cara jitu menangkal takutnya. Nanas bawa boneka kecil ke mana-mana yang ia anggap sebagai teman perjalanan, walhasil rasa takut dan khawatir pun hilang. Lama-lama ia tak takut lagi dan menemukan obat yang lebih mujarab daripada bawa boneka kecil ke mana-mana, yakni ngobrol sama orang-orang di sekitar. “Jadi ada perasaan kalau ada apa-apa sama kita, pasti ada orang yang bakal nolongin,” kata Nanas. Simak obrolan kami dengan Nanas berikut iniHalo, Nadya. Pertama kali solo travelling itu kemana? Dan gimana rasanya? Pertama kali saat aku kuliah tingkat pertama, tahun 2013. Aku pergi ke Sawarna waktu itu. Waktu itu, aku pengen banget jalan jalan dan udah ngajak temen juga untuk ke Sawarna, karena Sawarna terhubung dari Jakarta tanpa harus naik pesawat. Tapi temen-temen aku nggak ada yang mau. Akhirnya aku pikir, f*** it, i’m just gonna go. Sebenernya aku takut juga, sampe-sampe aku bawa boneka kecil yang aku bawa kemana-mana. Lucu juga sih, kalau diinget inget. Aku mikirnya aku punya teman kecil di ternyata pas sampai di sana banyak orang baik, aku ngobrol-ngobrol sama orang lokal. Banyak orang yang sangat helpful, sampai pernah dianterin ke bandara saat nggak tau jalan. Ternyata setelah dijalanin, it’s not as scary as I thought it was going to be. Banyak orang yang sangat helpful, sampai pernah dianterin ke bandara saat nggak tau jalan. Sejak dari Sawarna aku pernah solo travelling ke Sumba, Dieng, Surabaya, Solo, dan negara Asia jalan-jalan sendirian itu terkadang lebih mahal dari pada gerombongan, karena nggak bisa patungan akomodasi. Kenapa Nadya tapi ketagihan banget solo travelling? Karena nggak ribet. Orang terkadang baru diajakin aja udah suka ngomong “mau sih, tapi.. Tapi.. tapi..” gitu. Kalau sendiri, kita bebas aja dan pasti jalan. Kita juga nggak usah mikirin apakah temen kita yang ikut sebenernya menikmati perjalanan. Terkadang teman juga pengen ke satu tempat, dan ketika dijalanin ternyata kita nggak enjoy. Sebenernya sih ketika aku travelling sama orang lain nggak pernah sampai sekesal itu, tapi tetap saja kalo pergi sendirian itu rasanya freedom banget. You can do whatever the hell you sih hal terpenting yang harus diinget orang yang mau solo travelling? Jangan egois. Jangan selalu mikirin diri sendiri aja, harus sadar sama situasi dan sekeliling kita. Agak kontradiksi, karena konsep jalan-jalan sendiri itu sebenernya kan self-centered banget. Tapi ketika dijalanin, kita harus peka sama faktor-faktor dari lingkungan, kalau nggak bisa bahaya banget.*Artikel ini adalah hasil kerja sama VICE X situs jalan-jalan baru yang fokus membantu para pelancong mencari akomodasi semurah mungkin. Kode di atas bisa kamu pakai untuk mendapatkan diskon langsung dari situs

jalan sendiri ke beijing